Yara Elmjouie adalah jurnalis video berdarah Iran-Amerika, host, dan produser senioruntuk AJ+.
Poker Online Uang Asli – Dilansir dari Everipedia, Yara lahir dan dibesarkan oleh orangtuanya yang berkebangsaan Iran di California Utara, dan merupakan lulusan Sekolah Menengah Los Gatos tahun 2009.
Pada tahun 2013 Elmjouie lulus Magna Cum Laude, Phi Beta Kappa dari Universitas New York (NYU) bersama dengan gelar BA di dalam Ilmu Politik dan Studi Timur Tengah.
Setelah lulus dari NYU, Elmjouie tukar ke Teheran, Iran di mana dia bekerja sebagai penerjemah dan jurnalis terlepas selama dua tahun. Selama waktu itu, karyanya keluar di outlet layaknya The Guardian’s Tehran Bureau, Vox Media’s Polygon, Time, dan Al Monitor.
Yara kembali ke Bay Area terhadap akhir 2015, dan sehabis sempat bertugas sebentar di bidang humas, Yara lantas berhimpun bersama dengan staf AJ+ terhadap tahun 2016.
Yara Elmjouie adalah jurnalis video berdarah Iran-Amerika, host, dan produser senioruntuk AJ+.
Saat ini, Yara menjadi host sekaligus produser senior untuk program AJ+ yaitu Eat This With Yara. Sebagai informasi, Eat This With Yara adalah sebuah program TV yang menampilkan perjalanan Yara di dalam mempelajari sejarah, budaya, dan pengetahuan pengetahuan dunia melalui makanan.
Sejak tayangan pertamanya, Eat This With Yara sukses menorehkan banyak ragam prestasi. Acara ini sudah ditonton puluhan juta kali di YouTube, Facebook, Twitter, dan Instagram, dan mendapat penghargaan dari dunia jurnalisme, layaknya Webby Awards, Capital Emmys, James Beard Media Awards, Shorty Awards, dan banyak lagi.
Melalui akun Instagramnya, Yara sering membagikan unggahan soal apa yang berjalan di Palestina waktu ini. Saat memberi pidato kemenangan di Daytime Emmy Awards, Yara berpesan kepada dunia sehingga tetap menunjang warga Palestina di sedang suasana sulit dan mencekam waktu ini.
Selain Yara, Shadi Rahimi termasuk menjadi sorotan waktu perhelatan Daytime Emmy Awards.
Saat Yara menyebutkan banyak jurnalis yang tewas akibat pasukan Israel, di sampingnya, Shadi Rahimi berdiri sambil memegang secarik kertas bertuliskan, “Membunuh jurnalis adalah sebuah kejahatan perang.”
Tak hanya itu, di karpet merah, Shadi Rahimi keluar bersama dengan tangan berlumuran ‘darah’ dan terkandung postingan berbunyi “Save Gaza”. Aksi ini merupakan tanda untuk mengenang seorang ibu Palestina yang tangannya berlumuran darah anak-anaknya.
Dilansir dari web pribadinya, Shadi Rahimi adalah seorang jurnalis dan fotografer. Shadi merupakan Produser Eksekutif di AJ+, outlet berita digital Al Jazeera yang mempromosikan hak asasi manusia, menuntut pertanggungjawaban dan memperkuat nada mereka yang tidak berdaya.
Tim dokumenternya sudah memenangkan penghargaan Peabody, Emmy, Edward R. Murrow dan James Beard, dan banyak lainnya, atas pelaporan keadilan sosial mereka.
Dia termasuk dipekerjakan oleh universitas dan organisasi termasuk Poynter Institute untuk memimpin pelatihan, mengadakan kuliah atau mempresentasikan pekerjaan. Pengalamannya di dalam pelatihan media dimulai terhadap tahun 2002 saat ia turut mendirikan sebuah organisasi nirlaba yang memperkuat nada generasi muda masyarakat asli Amerika dan melatih mereka di dalam memproses media.
Sama layaknya Yara, Shadi gunakan media sosialnya untuk terhubung mata dunia tentang apa yang berjalan di Palestina waktu ini. Terbaru, Shadi mengunggah fotonya waktu ia berada di acara Daytime Emmy Awards, menunjukkan ke dua tangannya yang berlumurah ‘darah’.
“Saya tidak dapat pernah meremehkan uraian seorang ibu Palestina bersama dengan ke dua tangannya berlumuran darah anak-anaknya yang terbunuh, dan menyebutkan bahwa dia tidak dapat pernah membersihkan tangannya lagi,” tulisnya.
Sejalan bersama dengan ucapan Yara, Sadhi mengutarakan fakta belasan ribu jiwa masyarakat Palestina yang tewas akibat serangan Israel, termasuk para jurnalis yang gugur waktu bertugas. Shadi utamakan bahwa membunuh jurnalis adalah sebuah kejahatan perang.
“Kami dinominasikan untuk mengakibatkan video tentang bagaimana undang-undang larangan masuk tanpa izin merupakan cara untuk melarang mantan budak di AS melacak makanan, mendorong mereka kembali ke kerja paksa melalui pemenjaraan. Penting bagi kami untuk berada di sini di Hollywood mewakili sebuah organisasi media yang didedikasikan untuk keadilan sosial – terlebih gara-gara mereka yang mencoba bicara tentang Gaza sedang dimasukkan di dalam daftar hitam,” lanjutnya.
“Tolong teruslah berbicara. Akhiri genosida dan pendudukan ini,” tutupnya.