Trump Tuntut Ukraina Kembalikan Semua Bantuan AS dengan Bunganya
Bandar Togel Terbaik –Presiden AS, Donald Trump, baru-baru ini mengungkapkan pendapat kontroversial tentang Ukraina dan konfliknya dengan Rusia. Menurut Hugh Tomlinson, wartawan dari The Times, Trump meremehkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan menilai bahwa Ukraina cukup lemah dalam menghadapi tantangan besar ini.
Trump merasa kecewa dengan jumlah dana yang telah dikeluarkan Amerika Serikat untuk membantu Ukraina, terutama dalam konflik dengan Rusia. Bahkan, dia bertekad untuk mendapatkan kembali semua uang yang telah dikeluarkan oleh pemerintahan Joe Biden untuk Ukraina. Trump tidak hanya ingin mengembalikan dana tersebut, tetapi juga minta bunga atas jumlah yang sudah diberikan.
Trump Tuntut Ukraina Kembalikan Semua Bantuan AS dengan Bunganya
Bulan lalu, Trump menuntut agar Ukraina mengembalikan ratusan miliar dolar yang telah diterima dari AS, dengan cara memanfaatkan kekayaan mineral negara tersebut. Mulanya, kesepakatan ini hampir tercapai pada awal Maret, namun masalah muncul setelah Zelensky terlibat dalam pertengkaran publik dengan pejabat AS di Ruang Oval. Setelah itu, Trump sempat membekukan bantuan militer dan pembagian intelijen dengan Ukraina, meskipun pada akhirnya, keputusan itu dibatalkan setelah Ukraina setuju dengan gencatan senjata parsial selama 30 hari.
Namun, Trump tak berhenti di situ. Dengan gencatan senjata yang tengah berlangsung, ia tetap berusaha untuk mendapatkan lebih banyak konsesi dari Ukraina. Versi terbaru dari kesepakatan yang dia usulkan jauh lebih keras dibandingkan yang sebelumnya. Kali ini, AS ingin mendapatkan kembali seluruh uang bantuan yang telah diberikan sejak konflik mulai memanas pada 2022, dengan bunga 4% per tahun.
Zelensky, meskipun telah menerima proposal baru dari AS, tetap bersikukuh bahwa dana yang diberikan oleh Washington adalah sumbangan, bukan pinjaman. Sejak 2022, AS telah memberikan lebih dari USD 123 miliar untuk Ukraina, baik dalam bentuk bantuan militer maupun keuangan. Trump sendiri mengklaim angka yang lebih tinggi, yaitu lebih dari USD 300 miliar.