Sistem Bayar Tol Tanpa Setop Dikritik, Asosiasi Transportasi Bilang Begini
Togel Hongkong – Penerapan proses Multi Lane Free Flow (MLFF) atau proses pembayaran tol tanpa setop mendapat kritik dari Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade. Teknologi MLFF dipandang bukan sebagai keperluan utama Indonesia, yang masih sanggup digantikan bersama dengan alternatif lain agar dikhawatirkan dapat mubazir.
Menanggapi perihal ini, Asosiasi Sistem Informasi Cerdas atau Intelligent Transportation System Association of Indonesia (ITS Indonesia) buka suara. Vice President ITS Resdiansyah mengatakan, pengaplikasian proses ini di Indonesia mengimbuhkan tiga alternatif opsi, antara lain gunakan On Board Unit (OBU), single ticket, sampai download aplikasi. Sebagai informasi, ITS sendiri merupakan pendamping Roatex, perusahaan pelaksana proyek MLFF.
“Ada tiga opsi. Bisa gunakan OBU, sanggup gunakan ini (aplikasi), sanggup gunakan single tiket. Kenapa kita kasih tiga alternatif? Karena di Indonesia adalah pengguna IT, kita belum pengembang IT. Ada yang telah sanggup gunakan gadget tersedia yang belum. Kendaraan komersial itu kan sopirnya ganti-ganti,” ujarnya, ditemui di Kantor PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (5/12/2023).
Menurutnya, kendaraan komersial lebih baik gunakan OBU fisik dari perusahaan agar siapa pun drivernya tidak dapat jadi masalah. Sementara bagi orang yang jarang gunakan tol sanggup gunakan single tiket. Nantinya, dapat dicermati mana opsi yang paling cocok untuk diterapkan di tol-tol Indonesia ke depannya.
“Kalau di Eropa firm OBU sebab seluruh perusahaan telah dikenalkan dari awal dan OBU paling efektif. Kalau di Indonesia orang nggak rela bayar lagi. Makannya jika download aplikasi gratis kenapa mesti bayar OBU,” ujar Resdiansyah.
Sistem Bayar Tol Tanpa Setop Dikritik, Asosiasi Transportasi Bilang Begini
“Tapi bagi komersial, jika saya pribadi, yang menengah ke atas, saya lebih memilih OBU, jujur, daripada HP. Karena HP saya gunakan untuk kerja untuk apa. Saya dapat memilih OBU,” sambungnya.
Selain itu, menurutnya pengadaan pemerintah untuk MLFF tidak mubazir. Pasalnya, Indonesia sendiri serupa sekali tidak mengeluarkan duwit untuk proses ini. Pengembangan proyek ini merupakan investasi dari Pemerintah Hungaria. Adapun melalui kerja serupa ini, proses MLFF gunakan teknologi Global Navigation Satelit System (GNSS).
“Pemerintah tidak keluar duwit satu rupiah pun. Kemudian mereka diberikan konsensi 9 tahun, konsesinya pun tidak boleh menambah tarif tol, mereka ambilnya dari pelayanan fee. Jadi sepanjang ini operator itu mesti biayai perawatan tol gate, mesinnya, apa semuanya, saat ini tidak perlu. Uang duwit itu yang dapat dijadikan pelayanan fee untuk membayar balik investasi mereka,” jelasnya.
Resdiansyah menjelaskan, sehabis 9 th. teknologinya di Indonesia sanggup dikembangkan kembali. Menurutnya, GNSS sendiri merupakan teknologi jaman depan yang nantinya sanggup diterapkan di mana-mana. “Tempat parkir pun 10 th. ke depan dapat gunakan GNSS. Keluar tempat tinggal ke tol ke parkir itu seluruh dapat gunakan GNSS,” kata Resdiansyah.
“Ini keuntungan untuk jaman depan. Yang mesti kita tegakkan proses data base kita tentang elektronik identification registration, kita kan memahami sering nombok nomor palsu. Itu yang tengah kita perbaiki bersama dengan Korlantas,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, di awalnya Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade, perlihatkan penolakannya pada pengaplikasian MLFF di Rapat Rapat Kerja Komisi VI bersama dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Menurutnya, di balik penerapan proses ini tersedia indikasi pemaksaan perusahaan BUMN untuk membeli teknologi MLFF yang dianggapnya bukan keperluan utama.
“Yang saya tangkap, ini dapat dipaksakan, keliru satunya Jasa Marga, Hutama Karya, BUJT ini, perusahaan BUMN kita dipaksa oleh PUPR beli itu barang rongsokan untuk dibeli. Padahal kita nggak perlu teknologi itu,”.
Teknologi MLFF ini tidak mesti sebab telah tersedia On Board Unit (OBU) yang sanggup dipasang di setiap mobil. “Kalau cuma cuman teknologi tanpa sentuh, teknologi saat ini bisa. Tinggal pasang OBU saja di mobil, itu telah kayak di Jepang atau di mana-mana,” ujarnya.
Andre Rosiade kemudian menghendaki Menteri BUMN Erick Thohir membahas perihal tersebut. Menurutnya, anggaran yang digelontorkan perusahaan negara untuk menebus teknologi MLFF itu dapat mubazir.
“Jangan sampai Pak Menteri pensiun, Jasa Marga, Hutama Karya, Waskita disuruh beli MLFF ini. Teknologi yang nggak approved, cuma dipakai di satu negara, ngapain kita gunakan satelit-satelit segala, pintu tol kita ada, jika rela tanpa sentuh tinggal pasang OBU di mobil masing-masing. Jangan sampai kita dibodohi,” tuturnya.