“Nenek Salamah, Pemilik Rumah Asli Betawi di Tengah Gedung Tinggi”

togel Online Terbaik, Agen Togel Terpercaya, Bandar Togel Terbaikel Online Terbaik, Agen Togel Terpercaya, Bandar Togel Terbaik

nenek-salamah-pemilik-rumah-asli-betawi-di-tengah-gedung-tinggi

“Nenek Salamah, Pemilik Rumah Asli Betawi di Tengah Gedung Tinggi”

Situs Poker Terpercaya – Nenek Salamah adalah pemilik tempat tinggal Betawi yang berdiri di tengah daerah elite Setiabudi. Ia merupakan orang Betawi asli yang lahir terhadap 1938.
Ia sudah tinggal di kawasan Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan sejak kecil. Awalnya sang ayah membangun tempat tinggal di kawasan tersebut. Desain rumahnya mengikuti kebanyakan model tempat tinggal terhadap jaman itu punya orang-orang Betawi kira-kira rumahnya.

“Betawi asli jadi saya yang tinggalin, jadi keponakan di sini, ini terhitung keponakan, keluarga banyak di sini kecuali Idul Fitri,” ujar Nenek Salamah di Jl. Menteng Atas Selatan I, Selasa (7/1/2025).

Perempuan berusia 87 tahun itu dulu berprofesi sebagai guru agama. Semasa Salamah sudah jadi pengajar, ayahnya memutuskan untuk rubah tempat tinggal tak jauh berasal dari wilayah sebelumnya.

“Nenek Salamah, Pemilik Rumah Asli Betawi di Tengah Gedung Tinggi”

Bangunan tempat tinggal yang terbuat berasal dari papan kayu dan anyaman bambu itu dibongkar dan dibangun kembali di lahan yang baru. Diperkirakan pindahan itu berjalan terhadap tahun 1940-an.

“Nggak dirobah (bentuk rumah), sudah begini aja, cuma rubah tempat. Di sono (tanah lama) punya Abang, jadi kami di sini sudah dibayar, rubah sini aja. Belum tersedia jalanan, tetap kampung,” jelasnya.

Ia terasa nyaman tinggal di tempat tinggal selanjutnya dikarenakan dekat dengan anggota keluarganya, yaitu kakak dan keponakannya. Nenek Salamah justru terasa tidak bisa tinggal di daerah tidak cuman rumahnya.

Suatu disaat ia dulu rubah tempat tinggal ke Bukit Duri mengikuti suaminya. Namun, ia memutuskan untuk kembali ke rumahnya dan bersikukuh tak menghendaki rubah lagi.

“Nggak punya adek, nggak punya anak, ikutin suami. Ah nggak betah,” ucapnya.

Nenek Salamah pun tinggal sendiri, namun saat ini ditemani oleh sepasang suami istri yang mengurus dirinya lantaran sudah sepuh. Ia tak khawatir kecuali kudu tinggal sendirian dikarenakan tetap dikelilingi saudara, ipar, dan keponakan yang tinggal di dekat rumahnya. Ia terhitung terasa punya tanggung jawab terhadap keluarganya.

“Merasa tanggung jawab serupa saudara, kami kan punya uang istilahnya, jadi dia (keluarga) kudu apa-apa bisa dekat ama Ibu, kecuali di sana kejauhan,” katanya.

Selain itu, ia terhitung terasa nyaman dengan wujud tempat tinggal Betawi miliknya. Nenek Salamah tidak mengubah wujud rumah, cuma beberapa perbaikan, layaknya mengganti plafon dengan model yang sama, menambal dinding dengan triplek, dan memugar kamar mandi.

Tak cuma rumah, Nenek Salamah membawa lima kontrakan di depan dan belakang rumahnya. Kontrakan selanjutnya disewa untuk usaha bengkel dan parkiran, sehingga ia punya penghasilan sehabis pensiun mengajar. Meski hidup sederhana, ia tak lupa untuk menyisihkan penghasilannya untuk menyantuni anak yatim.

“Alhamdulillah, asal nasib Ibu baik. Bisa untuk bekal makan, bekal yatim kasih 50 persen (dari penghasilan kontrakan). Kita nggak mentingin diri sendiri. Ibu sudah bersyukur deh,” ucapnya.

Pernah Ditawari Renovasi Sama Menteri
Nenek Salamah dulu di tawarkan untuk renovasi tempat tinggal oleh Tuty Alawiyah yang pas itu menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan terhadap 1998. Ia merupakan murid berasal dari ulama Betawi terkemuka, KH. Abdullah Syafi’ie, yaitu ayah Tuty. Maka tak heran Nenek Salamah punya kedekatan dengan Tuty.

“Haji Tuty kecuali kemari, anak guru ibu kan itu berasal dari ngajar ibu ngajar keliling ibu-ibu di mana. Terus kata dia gini ‘Mah ntar (saya) tidak cuman ngajar jadi apaan?’. ‘Lo menanti aja tanggal mainnya’, Tau-tau jadi menteri pemberdayaan wanita,” imbuhnya.

Namun, Nenek Salamah menolak tawaran untuk renovasi rumah. Ia beralasan sudah tidak punya orang tua yang kudu dibuat suka dengan renovasi rumah. Ia terhitung menjaga wujud tempat tinggal dikarenakan merupakan peninggalan orang tua.

“Dia (Tuty) mau suruh manfaatkan nako (untuk jendela) depan. ‘Ogah, gerah. Udah nggak tersedia ayah emak gue’,” tutur Nenek Salamah.

 

Agen Poker Terpercaya | Poker Online Uang Asli | Poker Online Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *