Keturunan China, Lahir di Afrika, Kini Jadi Orang Paling Kaya di LA
Agen Togel Terbaik –Patrick Soon-Shiong adalah dokter ternama, taipan farmasi, pemilik klub basket, bos surat kabar, sekaligus orang terkaya di Los Angeles (LA). Ia lahir di Port Elizabeth, Afrika Selatan, terhadap 1952, dan saat ini menetap di Hollywood, California. Namun, perjalanan hidupnya di awali jauh berasal dari gemerlap Hollywood.
Orang tuanya melarikan diri berasal dari China sesudah invasi Jepang, membangun kehidupan baru sebagai penjaga toko di Afrika Selatan. Ayahnya seorang herbalis. Meski tumbuh di dalam situasi yang mulai normal, Soon-Shiong mengerti bahwa ia adalah anggota berasal dari group minoritas. Tidak berkulit hitam maupun putih.
Menurut Business Tech, Sabtu (8/2/2025), Soon-Shiong tumbuh di lingkungan beragam, berkenalan bersama dengan orang kulit hitam, putih, China, dan India. Pada umur 16 tahun, ia masuk Universitas Witwatersrand untuk belajar kedokteran. Dari 200 mahasiswa terbaik, ia menempati posisi keempat. Namun, sebagai keturunan China, ia perlu izin tertentu berasal dari pemerintah Afrika Selatan untuk bekerja.
Keturunan China, Lahir di Afrika, Kini Jadi Orang Paling Kaya di LA
Gajinya pun cuma separuh berasal dari rekan-rekannya. Saat kuliah, ia berjumpa Michele B. Chan, yang sesudah itu jadi istrinya. Ia mengaku olahraga ini membantunya senantiasa waras sampai kini.
Pada 1977, sesudah menikah, pasangan ini tukar ke Vancouver, Kanada, untuk residensi junior. Karier akademiknya melesat. Ia jadi kepala residen di UC Davis dan sesudah itu profesor bedah termuda di University of California, Los Angeles (UCLA).
Di UCLA, ia laksanakan dua transplantasi pankreas terbuka dan transplantasi ginjal pertamanya terhadap umur 30 tahun. Namun, gara-gara risiko tinggi, ia menghendaki atasannya untuk lebih fokus terhadap transplantasi sel islet-prosedur yang mentransplantasikan anggota kecil pankreas donor ke pasien lain fungsi membuat sembuh diabetes type 1. Setelah cuti panjang, ia sukses laksanakan transplantasi sel islet pertama di Pusat Medis St. Vincent.
Kiprah Bisnis Patrick Soon-Shiong
Meski dikenal sebagai dokter, kekayaan Soon-Shiong berasal berasal dari usaha farmasi. Ia muncul berasal dari UCLA terhadap 1991 untuk mendirikan VivoRx Inc., perusahaan bioteknologi yang berfokus terhadap diabetes dan kanker. Pada 1997, ia mendirikan American Pharmaceutical Partners (APP) Pharmaceuticals, selanjutnya belanja perusahaan obat generik suntik Fujisawa terhadap 1998. Keuntungan berasal dari usaha ini ia manfaatkan untuk mengembangkan Abraxane, obat kemoterapi inovatif.
Abraxane punya kandungan paklitaksel-zat yang sudah digunakan di dalam kemoterapi-dan dibungkus protein untuk lebih efisien menargetkan tumor. Obat ini sukses besar gara-gara ampuh melawan kanker pankreas. Soon-Shiong sesudah itu mendirikan Abraxis BioScience terhadap 2001 untuk memproses Abraxane.
Pada 2008, ia menjual APP dan dua th. sesudah itu melepas Abraxis bersama dengan total nilai US$ 9,1 miliar (Rp 148,5 triliun). Meski sempat jadi orang terkaya di Los Angeles, kekayaannya anjlok di dalam lebih dari satu th. terakhir. Forbes mencatat, kekayaannya merosot berasal dari US$ 12,2 miliar (Rp 199 triliun) terhadap 2015 jadi US$ 6,2 miliar (Rp 101 triliun) terhadap 2024.
Soon-Shiong tak meremehkan Afrika Selatan sebagai asal-usulnya. Pada September 2021, ia bekerja sama bersama dengan Presiden Cyril Ramaphosa meluncurkan NantSA, anggota berasal dari NantWorks-jaringan startup di bidang kesehatan, bioteknologi, dan kecerdasan buatan yang dipimpinnya.
Kolaborasi ini mempunyai tujuan meningkatkan kapasitas pengembangan vaksin di Afrika Sub-Sahara. Pada 2022, ia terhubung fasilitas manufaktur vaksin dan universitas baru di Cape Town bersama dengan Ramaphosa. Selain itu, ia termasuk jadi pemilik lebih dari satu saham klub basket Los Angeles Lakers sejak 2010.
Tak cuma di bidang kesehatan dan olahraga, Soon-Shiong termasuk merambah usaha media. Pada 2018, perusahaan investasinya, NantCapital, belanja Los Angeles Times dan The San Diego Union-Tribune seharga nyaris US$ 500 juta (Rp 8,1 triliun).
Namun, ia menjualnya terhadap 2023. Masa kepemilikannya diwarnai kontroversi, termasuk tuduhan bahwa ia menghentikan dewan redaksi menopang Kamala Harris di dalam pemilu 2024-pertama kalinya surat kabar itu tidak menopang calon presiden.