Homo Sapiens Satu-satunya Spesies Manusia yang Tersisa

togel Online Terbaik, Agen Togel Terpercaya, Bandar Togel Terbaikel Online Terbaik, Agen Togel Terpercaya, Bandar Togel Terbaik

homo-sapiens-satu-satunya-spesies-manusia-yang-tersisa

Homo Sapiens Satu-satunya Spesies Manusia yang Tersisa

Togel Online Terbesar – Saat ini di Bumi cuma tersedia satu spesies manusia, yaitu Homo sapiens. Sebelumnya lebih dari satu spesies manusia hidup terhadap sementara yang serupa selama lebih dari satu ratus ribu tahun. Kemudian, mereka semua punah, agar kita jadi satu-satunya anggota genus Homo yang masih tersedia di planet ini.
Jika memutar lagi sementara ke sementara Homo sapiens dipercayai sudah berevolusi, kira-kira 300.000 tahun yang lalu, maka kita bakal menemukan tersedia banyak spesies manusia lain di kira-kira kita.

Neanderthal mungkin yang paling terkenal, tetapi terhadap sementara yang nyaris seiring tersedia Denisova, Homo heidelbergensis, Homo naledi, dan Homo erectus, dan juga spesies manusia kecil di Pulau Flores, Homo floresiensis yang biasanya disebut sebagai Hobbit.

Homo Sapiens Satu-satunya Spesies Manusia yang Tersisa

Mengapa Kita Jadi Satu-satunya Spesies yang Tersisa?
Setidaknya tujuh spesies manusia hidup terhadap sementara yang sama, selama puluhan ribu tahun, seperti dikutip dari IFLScience. Nenek moyang kita mulai ubah dari Afrika kira-kira 60.000 tahun yang selanjutnya dan migrasi ini bertepatan dengan punahnya spesies lain.

“Saya ingin aku mampu berikan Anda jawaban yang lugas. Sejujurnya, kita tidak mengetahui mengapa kita satu-satunya yang tersisa. Jelas, lebih dari satu dari mereka mungkin sudah menghilang sebelum saat kita menyebar ke semua dunia, tetapi kita mengetahui bahwa di dalam 100.000 tahun terakhir, Homo sapiens, yang berevolusi di Afrika, mulai muncul dari Afrika,” mengetahui kepala penelitian evolusi manusia di Museum Sejarah Alam, Profesor Chris Stringer kepada IFLScience di dalam podcast The Big Questions.

Migrasi muncul dari Afrika ini mempertemukan nenek moyang kita dengan manusia lain, bersua dengan Neanderthal di Eropa, Denisova di Asia, dan spesies lain yang mungkin tersebar di semua dunia.

“Sekarang semua spesies yang tersedia di sana tidak cukup dari 100.000 tahun yang selanjutnya menghilang entah bagaimana di dalam kurun sementara itu, jadi mudah untuk menghubungkan penyebaran spesies kita dan hilangnya spesies lain,” kata Stringer.

“Beberapa orang mengaitkannya secara langsung, dan mereka berkata, ‘Kita membunuh mereka semua, itu hal mudah. Kita jauh lebih unggul dari mereka, dan mereka kalah bersaing, dan mereka punah dengan terlalu cepat.’ Bahkan, tambah banyak yang kita ketahui berkenaan masa ini, tambah rumit kelihatannya,” imbuh Stringer.

Naenderthal Mungkin Tak Sepenuhnya Punah
Dari spesies lain, yang paling kita ketahui adalah Neanderthal. Manusia sharing wilayah dan bahkan kawin dengan mereka selama ribuan tahun.

Ada terhitung bukti mereka sudah mengalami perubahan iklim dan guncangan lain, yang mungkin sudah membuat mereka punah. Profesor Stringer tekankan kita sekarang mengetahui bahwa kita tidak lebih unggul dari Neanderthal.

Neanderthal adalah spesies yang berdaya. Namun, kita berpotensi mengalahkan mereka di dalam memperebutkan sumber kekuatan sementara mereka sedang berjuang, yang membuat kepunahan mereka.

“Kita tidak mengetahui mengapa Denisova punah, tetapi kita mengetahui bahwa di dalam lebih dari satu ribu tahun sesudah Homo sapiens tiba di wilayah Siberia, mereka menghilang. Sekali lagi, Anda mampu membuat kaitan potensial ini. [Homo Floresiensis], kita tidak mengetahui apa yang terjadi padanya, dan [Homo erectus], kita tidak mengetahui apa yang terjadi padanya. Dengan ekstrapolasi, mungkin proses yang serupa terhitung terjadi terhadap mereka, tetapi kita miliki lebih sedikit data,” papar Stringer.

Namun, tersedia argumen yang mampu dikemukakan bahwa mungkin Neanderthal belum sepenuhnya punah. Ada perkawinan silang antara Homo sapiens dan Neanderthal, antara Homo sapiens dan Denisova, dan antara Neanderthal dan Denisova.

“Dalam makna tertentu, Neanderthal belum sepenuhnya punah gara-gara lebih dari satu dari mereka masih hidup di di dalam diri kita. Seseorang menghitung bahwa gara-gara kita tidak semua miliki anggota DNA Neanderthal yang sama, terkecuali Anda menjumlahkan semua DNA Neanderthal di dunia sementara ini dari setiap orang, Anda mungkin mampu merekonstruksi 40% genom Neanderthal bahkan tanpa miliki Neanderthal, cuma dari orang-orang yang hidup sementara ini,” ungkap Stringer.

 

 

Togel Online | Bandar Toto Terbaik | Agen Togel Terpercaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *