Cerita TKW Robohkan Rumah Pacar gegara Ditinggal Nikah
Live Poker Indonesia –Seorang tenaga kerja wanita (TKW) atau pekerja migran berinisial K merobohkan rumah di Pucakwangi, Kabupaten Pati, dikarenakan batal dinikahi sang kekasih. K menceritakan awal mula perkenalannya bersama dengan sang kekasih yang berinisial S itu.
K mengaku berkenalan bersama dengan S saat dia masih bekerja di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Lima tahun lalu tepatnya, K berkenalan bersama dengan S lewat tempat sosial Facebook.
“Pertama perkenalan lewat Facebook saat aku itu di Dubai 5 tahun yang lalu,”
Sempat Nikah Siri
Selang delapan bulan sesudah perkenalan itu, K izin cuti pulang ke Indonesia. K mengaku, saat itu ia menikah siri secara agama bersama dengan S. Kemudian, K merasa kerap mengirimkan duit hasil bekerja di luar negeri kepada S.
“Menikah siri secara agama. Saya sudah merasa transfer untuk fondasi rumah itu,” lanjutnya.
Tak hanya hasil bekerja di luar negeri, K juga sempat menjual tanah punya orang tuanya di Salatiga demi membangun rumah tersebut. K menjelaskan bahwa duit kirimannya tak hanya untuk pembangunan rumah hingga selesai. Namun, juga untuk belanja motor dan mobil.
Cerita TKW Robohkan Rumah Pacar gegara Ditinggal Nikah
“Itu juga aku sempat menjual tanah juga belum juga diberitakan,” ungkapnya.
“Ya untuk ngebagusin rumah, untuk membeli mobil, sepeda motor, itu,” lanjutnya.
Setelah 3 tahun bekerja di Dubai, K kembali ke Indonesia. Menurutnya, saat itu merasa tersedia ketidakcocokan bersama dengan S dan mereka pun kerap terlibat cekcok.
K menjelaskan S ingin menjual rumah ibunya yang tersedia di Salatiga untuk belanja truk sebagai modal usaha. Namun, K merasa ditipu lantaran permintaan menikah secara formal tak kunjung dikerjakan S.
“Dia minta dibelikan truk untuk bisnis, lha dia itu selama lima bulan di rumah sudah merasa dibodohin, minta dinikah formal tetapi tidak dikerjakan padahal duit kan ada,” ujarnya.
Ditinggal Nikah
Setelah itu, K memastikan kembali bekerja di Dubai, tetapi selang empat bulan S kembali menghendaki dikirimi uang. Namun, K tak menuruti permintaan S dan memastikan jalinan keduanya.
“Aku hanya mikir kecuali aku kasih dia duit-duit terus dia tidak menghargai aku, tuanya aku diusir bagaimana dikarenakan bangun rumah di Pati,” ungkap K
“Tapi dia tidak rela nikah formal itu lho. Terus aku sama dia tidak punya anak, mikirnya nah kecuali aku pulang sudah tua, dia tidak senang kembali sama aku, wong aku masih sehat saja dia kerap marah-marah,” lanjutnya.
“Itu ya sudah ketentuan aku mundur,” jelasnya.
Usai ketentuan itu, S memblokir semua tempat sosial punya K. Kemudian, K terperanjat sesudah mendapat kabar berasal dari Pati bahwa S sudah menikah bersama dengan wanita lain secara resmi.
K menjelaskan semenjak itu tidak tersedia komunikasi yang berhubungan bersama dengan S. Namun, dia sudah bertekad untuk menuntut pertanggungjawaban kepada S.
“Kemudian berasal dari tetangga tantenya ngomong sama aku kecuali dia sudah lamaran gitu. Habis itu ya sudah, habis lamaran nikah formal ya sudah habis itu tidak tersedia komunikasi apapun,” jelasnya.
“Aku bilang didalam hati pokoknya aku pulang nanti ke sana, soalnya aku rela nuntut hak sudah sebagian tahun kerja dikirim ke sana semua, walaupun tidak (diganti) apapun yang penting aku sanggup meluapkan apa yang tersedia di hati,” K melanjutkan.
Tak Mau Ganti Rugi
Akhirnya, K yang berasal berasal dari Kabupaten Semarang, kembali ke Indonesia pada Juli 2024 lalu. Kemudian K memastikan datang ke kediaman S yang berada di Pucakwangi, Pati, pada Sabtu (10/8) lalu.
K yang sudah mengirim duit sebanyak Rp 250 juta selama bekerja di luar negeri awalnya hanya menghendaki rubah rugi senilai Rp 100 juta, tetapi ditolak S. Kemudian, K menghendaki rumah yang dibangun memanfaatkan uangnya untuk dirobohkan.
“Sabtu (10/8) segera ke rumah dia. Ada mediasi minta rubah rugi secara damai, aku rela minta rubah rugi Rp 100 juta berasal dari duit yang aku sudah aku keluarkan Rp 250 juta lebih semua itu tetapi dia tidak mau,” mengerti K.
“Aku ngomong kecuali tidak rela rubah rugi ya sudah rumah robohkan. ‘Kalau rela dirobohin, robohin saja’ dia bilang seperti itu. Habis itu aku ke perangkat desa untuk minta surat pernyataan,” lanjut dia.
Tak perlu saat lama, K segera merobohkan rumah S pada Minggu (11/8) lalu. Kondisi rumah tersebut pun kini hanya tersisa puing-puing saja.
Sebelumnya, Kapolsek Pucakwangi AKP Suwarno menjelaskan kejadian perobohan rumah di Desa Terteg itu sudah disepakati kedua belah pihak. Pihak pria tidak sanggup mengganti duit senilai Rp 100 juta. Maka kelanjutannya keduanya sama-sama memilih jalan untuk merobohkan rumah tersebut.
“Sudah tersedia surat pernyataannya, aku tahunya juga besoknya. Pada saat itu kepala desa sudah memediasi dan menembusi ke kita,” kata Suwarno lewat sambungan telepon, Jumat (16/8/2024).
“Sudah selesai, kedua belah pihak sudah menerimakan dikarenakan pria disuruh rubah Rp 100 juta tidak rela ya kesepakatan biar sama-sama tidak menikmati isyarat tangan berdua kelanjutannya di surat pernyataan oleh desa sepengetahuan oleh pemerintah desa,” jelasnya.