Batu Parsidangan, Tempat Hukuman Mati Pelanggar Adat di Samosir

Bandar Togel Terbaik, Agen Togel Terpercaya ,Situs Togel Terpercaya

batu-parsidangan-tempat-hukuman-mati-pelanggar-adat-di-samosir

Batu Parsidangan, Tempat Hukuman Mati Pelanggar Adat di Samosir

Live Togel Terbaik –  Pulau Samosir yang indah itu punyai cerita yang menarik. Di sana terdapat sebuah batu, yang digunakan sebagai area persidangan orang yang melanggar adat.
Namanya Batu Kursi Persidangan Huta Siallagan. Sesuai namanya, batu ini dijadikan area hukuman mati di Huta Siallagan, Samosir.

Batu Kuris Persidangan BANJIR SKETER DISINI  dipaparkan terhitung di dalam MUKADIMAH Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial berjudul ‘Partisipasi Masyarakat Lokal di dalam Pengembangan Objek Wisata Sejarah Batu Kursi Persidangan Siallagan, Desa Siallagan Pindaraya, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir’ oleh Deliana Sinaga, Arkilaus Wabia & Aidina Rizky Salsabilah.

Batu Kursi Persidangan Huta Siallagan diperkirakan udah berusia 200 th. dan dikelilingi bersama batu-batu yang disusun setinggi 1,5 meter. Dahulu, batu persidangan digunakan untuk mengadili pelaku kejahatan atau pelanggar hukum adat.

Batu Parsidangan, Tempat Hukuman Mati Pelanggar Adat di Samosir

Batu kursi di kampung Siallagan di tempatkan di dua lokasi sesuai keputusan dan manfaat yang berbeda. Kelompok batu pertama di tempatkan di tengah Huta Siallagan sebagai area rapat bagi raja atau pengetua tradisi untuk mengupas dan mengadili perkara kejahatan.

ADVERTISEMENT
Sementara itu, group batu kedua di tempatkan di anggota timur berasal dari batu kursi pertama sebagai kursi untuk raja, penasihat raja, tokoh tradisi serta masyarakat yang mengidamkan melihat pelaksanaan hukuman mati.

Pelaksanaan hukuman di Batu Persidangan
Konon, hukuman mati terhitung dilakukan tidak disembarangan hari. Biasanya, dilakukan terhadap hari baik atau di ‘hari buruknya’ si pelaku kejahatan. Biasanya, yang jalankan kejahatan berat adalah orang-orang yang punyai ilmu hitam.

Kejahatan gampang sampai berat diputuskan di batu ini. Ada lima orang yang akan memutuskan hukuman, yakni dua penasehat korban, dua penasehat terdakwa dan satu penasehat kerajaan.

“Mencuri, itu dipanggil kemari. Kalau senang bebas harus tebus, itu ketentuan raja, dua tindak pidana umum, membunuh, memperkosa. Perkelahian antar kampung, jikalau tidak tersedia jalinan bersama kewibawaan kerajaan kebanyakan keputusannya di tangan kelima penasehat ini,” kata Tour Guide Batu Siallagan, Gading Jonson.

Hukuman tertingginya adalah dipenggal oleh raja. Warga yang memperoleh ketentuan hukuman mati di antaranya mereka yang mengganggu kewibawaan kerajaan, panglima perang musuh yang tertangkap, serta orang yang mengganggu keluarga atau istri raja.

Pelaksanaan hukuman pancung dilakukan di Batu Parsidangan kedua, dimana tersedia batu panjang untuk area memenggal orang. Terdakwa akan ditutup matanya, tangannya diikat ulos. Jika menyimpan ilmu kebal atau ilmu gaib, kemampuannya akan dihisap oleh raja bersama semacam tongkat sakti.

Setelah itu, barulah dia akan dipenggal oleh algojo. Tidak hanya dipenggal, jantung dan hatinya diambil. Nah, tersedia cerita, di zaman dahulu, daging terdakwa dibagikan kepada seluruh hadirin yang menonton pengadilan itu untuk dimakan.

Namun, jangan sesudah itu ini dianggap praktek kanibalisme yang liar ya. Dahulu sebetulnya tersedia keyakinan untuk memakan daging, hati, jantung dan darah terdakwa untuk memperoleh ilmu tinggi.

Sekarang batu ini jadi keliru satu daya tarik wisata di Samosir. Lokasinya di Desa Siallagan Pindaraya, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

 

Poker Online Uang Asli | Live Poker Indonesia | Judi Poker Online

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *