“ASITA Manggarai Raya: Tours & Travel Agencies Association”
Agen Bola Terpercaya – mempertanyakan penutupan kawasan Taman Nasional Komodo untuk aktivitas wisata terhadap 2025. Betul-betul pemulihan atau hanya kedok belaka?
Rencana itu diungkapkan oleh Balai Taman Nasional Komodo (BTNK). Saat ini sedang digodok tentang konsep itu.
ASITA setuju jika TN Komodo benar-benar melakukan pemulihan di daerah taman nasional. Asosiasi itu keberatan jika alasan pemulihan itu ternyata untuk aktivitas lain.
“Artinya, jika sebetulnya bertahap untuk pemulihan, kami senang jelas yang senang dipulihkan itu apa, yang senang direhabilitasi itu apa, itu kan harus jelas supaya masyarakat, juga kami pelaku pariwisata, mampu memak
lumi dan itu dijalankan dengan benar,” kata Ketua Asita Manggarai Raya, Evodius Gonsomer,
“Jangan gini, dia bikin tutup-tutup, tetapi untuk apa? Apakah untuk pembangunan? Ini yang tidak boleh. Supaya orang jangan mampu memandang pembangunan itu. Tetapi kan senang direhabilitasi, yang senang direhabilitasi apa?” ujar dia.
“ASITA Manggarai Raya: Tours & Travel Agencies Association”
Bagi Evo, kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo tak mengganggu biawak komodo, baik di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan pulau lainnya.
“Kalau soal komodo-nya, wisatawan ke Pulau Komodo itu nggak ke Loh Liang (habitat komodo di Pulau Komodo), hanya diamati di kolong, di pinggir pantai, kemarin aku baru dari sana, itu aja dilihat,” ujarnya.
Evo mengatakan jika untuk pemulihan terumbu karang maka menutup TN Komodo bakal berjalan lama dan berdampak terhadap perekonomian masyarakat. Sebab, butuh saat setidaknya 10 tahun untuk pemulihan terumbu karang rusak di TN Komodo.
“Kalau yang dia hiraukan adalah terumbu karang ya silahkan. Mulai dari mana, apakah mampu dia lakukan. Dahulu TNC saja, betul dia lakukan, tetapi tidak segampang itu. Dia membutuhkan saat puluhan tahun untuk pemulihan terumbu karang,” ujar Evo.
Mengenai rusaknya terumbu karang, Evo menyoroti tidak ada penertiban tentang kapal yang menghilangkan jangkar untuk berlabuh. Kapal yang menghilangkan jangkar untuk berlabuh itu seharusnya diawasi karena dikhawatirkan merusak terumbu karang.
“Memang rusaknya terumbu karang di kawasan itu sungguh luar biasa, siapa yang mampu memulihkan ini melakukan perbaikan ini, jika tutup keseluruhan untuk 10 tahun, tetapi luar biasa dampaknya hancur ekonominya terasa dari hotel, restoran,” ujar dia.
Jangan Diputuskan Sepihak
Evo mengatakan konsep penutupan bertahap untuk rehabilitasi Taman Nasional Komodo telah dulu dibicarakan sebelumnya. Jika konsep itu terwujud, maka bakal berdampak terhadap warga di Taman Nasional Komodo.
Warga di Taman Nasional Komodo mampu kehilangan pendapatan karena tak ada aktivitas wisata di sana. Evo pun mendorong pemerintah mengimbuhkan subsidi kepada masyarakat di Taman Nasional Komodo jika konsep penutupan kawasan itu menjadi dilakukan.
“Baiknya jika pemerintah buat persiapan atau memberi subsidi ekonomi kepada masyarakat Pulau Komodo karena mereka saat ini ketergantungan dari aktivitas wisata di Pulau Komodo itu. Demikian juga di Pulau Rinca,” kata Evo.
Evo juga menyesalkan konsep penutupan Taman Nasional Komodo terekspos ke publik. Rencana penutupan itu mampu berdampak terhadap industri pariwisata di Labuan Bajo. Apalagi ada konsep penerbangan dari luar negeri ke Labuan Bajo terasa September 2024.
“Kalau sampai ini terangkat ke atas meskipun sekadar wacana dia memiliki omong ini, lebih-lebih benar. Ini baru wacana pelaku bisnis itu mikir. Kajian-kajian, omong aja jangan diekspos dahulu karena berdampak,” ujar dia.
“Ngomong saja Labuan Bajo ini kawasan Taman Nasional Komodo ini harus direhabilitasi, jangan bilang penutupan. Karena ini kawasan yang menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Bayangkan jika itu ditutup meskipun sebagian, tetapi omong keluarnya ditutup, ini sungguh luar biasa dampaknya,” kata Evo.