“Agustinus Wibowo: Hampir Diculik di Afghanistan dan Belajar Tertawa”
Togel Singapura – – Agustinus Wibowo merupakan seorang traveler sekaligus penulis buku yang baru-baru ini merilis ‘Kita dan Mereka’. Simak kisah menarik Agustinus selanjutnya ini:
Agustinus punyai dongeng perjalanan yang beragam. Kesuakaannya menjelajahi beraneka negara membuat pikirannya terbuka sampai mampu menelurkan sebagian buku.
Belum lama ini detikTravel berkesempatan bersua dengannya. Agustinus menceritakan satu berasal dari banyaknya cerita perjalanannya yang sudah ia lalui.
Ternyata pada th. 2008 silam, Agus sapaan akrabnya dulu hampir diculik supir ketika tengah berada di Kota Kabul, Afghanistan.
“Jadi itu kejadiannya th. 2008 kalau nggak salah, aku naik taksi tengah malam di Afghanistan itu kan di Kota Kabul itu memadai rawan di mana untuk orang asing itu tidak dianjurkan untuk naik taksi di jalan. Tapi karena aku sudah kebiasaan naik taksi, aku rasa aku nggak persoalan menjadi selagi itu aku bertamu ke rumah teman,” Jakarta, Selasa (13/8/2024).
“Agustinus Wibowo: Hampir Diculik di Afghanistan dan Belajar Tertawa”
“Keluar itu jam 12 malam lantas naik taksi nyegat di jalan dan ternyata supir taksinya itu punyai kemauan buruk, dia itu menginginkan menculik. Jadi di zaman itu th. 2007-2008 itu tuh banyak penculikan pada orang asing bersama modus orang asing itu nanti dijual kepada milisi yakni Taliban,” sambungnya.
Ia menerangkan suasana Kota Kabul yang selagi itu tetap gelap gulita ketika malam tiba, peneranganya di lokasi itu tetap gunakan genset. Maka berasal dari itu selagi malam tiba tak tersedia pencahayaan di sana, Agus dibawa oleh sang supir ke daerah perbukitan di sana.
Dengan rasa takut yang tak karuan, Agus pun memberanikan diri untuk bertanya-tanya kepada supir itu dan menyebutkan bahwa ia berasal berasal dari Indonesia, yang merupakan negara mayoritas muslim layaknya kebanyakan penduduk di Afghanistan.
“Dan aku juga membacakan doa-doa Islami yang dulu aku pelajari di sekolah karena aku kebetulan sekolah negeri, menjadi aku bacakan doa berkali-kali sampai orangnya ‘deg’ dia bilang ‘udah-udah anda nggak usah baca nanti sehabis anda ngasih duit, aku menjadi muslim lagi’,” terang Agus.
Agus menyebutkan pandangan orang-orang di sana selagi itu bahwa menjadi seorang penganut agama Islam berarti seseorang yang baik. Tapi ketika tengah tidak berbuat baik, maka mereka bukan seorang Islam.
Pada kelanjutannya momen itu pun tidak terjadi kepada Agus, sang supir membawanya ulang ke daerah dekat kantor daerah ia bekerja sekaligus tinggal dan di depannya merupakan kantor berasal dari Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.
“Jadi daerah situ tuh 24 jam pasti tersedia aparat keamanan, menjadi begitu sudah deket kantor aku langsung buka pintu mobil dan aku loncat berasal dari mobil, guling-guling di salju, lantas berasal dari arah berlawanan tersedia mobil datang dan hampir ketabrak,” ingat Agus.
Hingga kelanjutannya ia diselamatkan oleh petugas yang tengah berjaga di sana. Dari perihal itu pun membuat Agus sepanjang sebagian th. trauma ketika perlu gunakan taksi, tapi bersama pengalaman selanjutnya tak membuatnya kapok untuk melaksanakan perjalanan kembali.
Dan Agus mengambil alih satu pelajaran berasal dari pengalamannya itu, bahwa untuk mampu berjuang hidup sama sekali berada di negara konflik, manusia perlu mampu menertawakan nasib dan lihat segala perihal berasal dari sisi yang lainnya.
“Tapi aku menjadi studi satu hal bahwa di negara yang layaknya ini orang perlu studi untuk menertawakan nasib sendiri, karena kita nggak studi untuk menertawakan nasib sendiri ya bakal ada problem untuk hidup di negara yang penuh konflik layaknya ini. Memang berat hidup di Afghanistan tapi ya kita perlu mampu studi selamanya lihat hal itu berasal dari sisi yang lain untuk mampu survive,” paham Agus.
Bandar Togel Online Terbaik | Situs Togel Terpercaya | Agen Togel Terbaik