Tangkal Rusia, AS Tempatkan Rudal Jarak Jauh Tomahawk di Jerman
Togel Singapura – Untuk pertama kalinya sejak dekade 1990an, Amerika Serikat menghendaki lagi memasang peluru kendali jelajah jarak jauh di Jerman. Hal ini disepakati terhadap KTT NATO baru-baru ini di Washington. “Kami memahami bahwa telah terjadi penumpukan senjata yang luar biasa di Rusia, dengan persenjataan yang mengancam lokasi Eropa,” kata Kanselir Olaf Scholz di Washington.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, AS telah kurangi persenjataan jarak jauhnya di Eropa secara signifikan, begitu pula Uni Soviet yang menjelma jadi Rusia. Namun ketetapan Presiden Vladimir Putin mengobarkan invasi terhadap Ukraina terhadap th. 2022, menghidupkan lagi konfrontasi lama.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius melihat adanya “kekosongan kapabilitas yang sangat serius” di militer Jerman, seperti yang dia katakan di radio Deutschlandfunk.
Efek gentar berdaya jelajah tinggi
Rudal jelajah jarak jauh yang dapat di tempatkan di Jerman adalah BGM-109 Tomahawk yang berkecepatan subsonik dan telah digunakan di medan perang sejak lebih dari 30 tahun, termasuk dalam operasi melawan pemberontak Houthi di Yaman.
Tangkal Rusia, AS Tempatkan Rudal Jarak Jauh Tomahawk di Jerman
Jerman punya rudal jelajah bernama Taurus, yang berdaya jelajah cuma kira-kira 500 kilometer dan harus ditembakkan dari jet tempur. Sebaliknya, Tomahawk mampu diluncurkan dari darat atau kapal serta punya jangkauan sampai 2.500 kilometer.
Sebagai perbandingan, jarak udara dari Berlin ke Moskow berkisar 1.600 kilometer. Sementara ke Kaliningrad yang berbatasan langsung dengan negara NATO, cuma berjarak kurang dari 600 kilometer. Menteri Pertahanan Pistorius yakin, ancaman terbesar oleh Rusia dapat berkunjung dari pesisir Baltik.
“Moskow telah memasang proses senjata ini sejak lama, termasuk di Kaliningrad, yang berada dalam jangkauan absolut Jerman dan negara-negara Eropa lainnya,” katanya kepada stasiun televisi ARD.
Perlombaan senjata di Eropa?
Rencana penempatan rudal Tomahawk di Jerman secara umum mendapat dukungan oleh partai moderat, dan ditolak oleh partai-partai pinggiran. Partai SPD, Partai Hijau dan FDP yang liberal, serta dari partai oposisi terbesar, CDU/CSU yang konservatif, ikut menunjang rancangan tersebut.
Perwakilan dari sayap kanan AfD, Partai Kiri dan partai pecahannya Aliansi Sahra Wagenknecht BSD, mewanti-wanti terhadap perlombaan senjata baru di Eropa. “Penempatan ini menjadikan Jerman sebagai target,” kata juru berkata federal AfD, Tino Chrupalla. “Kanselir Olaf Scholz tidak bertindak demi keperluan Jerman.”
“Kita pasti mampu bersiap hadapi perlombaan senjata baru,” percaya Tim Thies dari Institut Penelitian Perdamaian dan Kebijakan Keamanan di Hamburg. Namun dia termasuk mengatakan: “Tentu saja keduanya mampu terjadi terhadap kala yang sama. Penempatan rudal jelajah jarak jauh mampu mengisi celah penting dalam trick NATO, dan kami masih harus mengasumsikan adanya reaksi Rusia.”
Pengembangan senjata di Jerman
Penempatan rudal Tomahawk diyakini cuma dimaksudkan sebagai solusi sementara. Menteri Pertahanan Pistorius menyatakan kepada Deutschlandfunk bahwa perihal ini “jelas cocok dengan harapan AS bahwa kami sendiri dapat berinvestasi dalam pengembangan dan pengadaan senjata-senjata anti-pesawat,” dan dapat memberi Jerman kala untuk mengembangkan senjatanya sendiri.
Pada KTT NATO di Washingto, perwakilan Jerman, Perancis, Italia dan Polandia diberi tanda tangan deklarasi kemauan untuk mengembangkan rudal jelajah berbasis darat dengan jangkauan lebih dari 500 kilometer.
Tim Thies tidak percaya bahwa rancangan penempatan mampu dibatalkan kecuali Donald Trump memenangkan pemilu, sebaliknya: “Banyak proses persenjataan yang saat ini dipermasalahkan baru saja dimulai di bawah Trump. Selain itu, menurut Pistorius, Jerman harus membayar untuk penempatan rudal. “Pemerintah telah mengantisipasi bisa saja tuntutan dari calon Presiden Trump di masa depan nyaris sebagai tindakan pencegahan.”
Jebakan eskalasi
Reaksi Moskow terhadap rancangan AS tidak memberikan kejelasan sikap, meski telah mampu diduga. Keamanan Rusia tengah terancam oleh penempatan senjata AS, kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov, menurut kantor berita negara Tass. Penempatan selanjutnya “merupakan salah satu mata rantai eskalasi” yang digencarkan NATO dan Amerika Serikat terhadap Rusia.
Tim Thies dari Universitas Hamburg memperkirakan, “Rusia dapat menanggapi pengumuman selanjutnya dengan memasang dan mengembangkan lebih lanjut senjata berhulu ledak nuklir jarak jauhnya sendiri, yang termasuk mampu capai lokasi AS kecuali diperlukan,” kata dia,
Dari sudut pandangnya, penting “untuk sejak kala ini berkhayal bagaimana jalan nampak dari perlombaan senjata.”